Kamis, 24 Februari 2011

Perjalanan Geng “TePoci”

dulu pas gue SMA pernah bikin komunitas atau geng gitu. Awalnya sih cuma buat becandaan doang. Eh tak disangka dan diduga keberadaan geng gue diakuin ama geng lain yang ada di sekolah SMA gue waktu itu. Nah ini dia cerita awal muasal geng gue terbentuk. haha...

       Nama TePoci itu sendiri dibikin karena pemikiran dari gue dan tmen2 gue. Waktu itu sih di SMA gue kebanyakan nama geng dibuat dari tempat mereka biasa ngmpul dan dijadin tempat basecamp. nah kebetulan temen2 gue dan gue juga sering ngumpul di tempat minum Teh Poci gituu. haha . Dan tanpa sengaja dengan tempat biasa gue ngmpul. Langsug aja ama tmen gue yang namanya Agung mngklaim nama TePoci sebagai nama geng gue dan basecamp nya juga disitu dahh. hahahaha... konyoll bangett dahh ...
Singkat ceritta akhirnya geng tersebut terbentuk. Saat itu kalo ga salah tanggal 21 Desember 2009. Nah ini gue mau ceritain perjalanan pertama kali geng gue konvoy. ga konvoy sih sebenernya cuma jalan-jalan aja tapi rame2 dah kaya konvoy lah. haha..

         Di suatu siang yang sangat panas karena teriknya matahari, sesaat setelah jam pelajaran disekolah berakhir. Para murid-murid di salah satu SMA di Ibukota kembali pulang ke rumah masing-masing. Namun  berbeda dengan kebiasaan para gerombolan geng yang dikenal dengan nama “TePoci”. Mereka adalah suatu perkumpulan pemuda yang sangat menjunjung sikap kesetiakawanan dan juga anti kekerasan.
            Namun saat para anggota geng tersebut berkumpul di suatu tempat yang telah dijadikan beskem “TePoci”. Salah seorang dari anggota geng tersebut yang bernama Rio merencanakan untuk mengelilingi kota Jakarta dengan menggunakan sepeda motor.
            “Bagaimana jika kita keliling Jakarta pake motor ? kan bakalan seru tuh. Kan jarang-jarang kita jalan keliling Jakarta pake motor ! gimana pada mau ga ?”ajak Rio.
            “Wahh.. boleh juga tu BOS . . . .” ujar Magung. 
Tanpa berfikir panjang lagi semua anggota geng tersebut setuju dengan pendapat temannya itu, yang biasa dipanggil BOS.
            Namun salah seorang anggota geng yang bernama Brayy mendapat kabar, bahwa tantenya mendapat musibah dan sekarang dirawat di Rumah Sakit.
            “Waduh.. sory nich Sob, gua ga bisa ikut ma lo-lo pada. Abis tante gua dapet musibah neh. Jadi gua harus nengokin.” Kata Brayy dengan sedih.
            “Yaah . . jadi ga seru donk nih kalo gad a lo ! tapi ya mo di apain lagi kalo keluarga lo ada yang dapet musibah.” Ujar Achil.
               Akhirnya Brayy pun tidak jadi ikut berkeliling Jakarta dengan para anggota “Teh Poci”. Dan langsung pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk tantenya yang sedang dirawat. Sebelum berangkat para anggota geng ini menyiapkan segala sesuatunya yang akan dihadapi saat dijalan nanti.
            Namun ada sedikit kendala sesaat sebelum berangkat. Motor Achil mengalami kekeringan bensin.
            “BOS bensin gua kering neh !! gimana donk ?” keluh Achil.
            “Yaudah lah neh pake uang gua dulu beli bensinnya ! tapi besok harus ganti ya !” ujar Magung.
            Akhirnya gerombolan geng “TePoci” berangkat dengan sepeda motor yang bergerombolan pula. Jalan demi jalan dilewati dengan tenang dan tertib. Namun dengan begitu para anggota geng tersebut masih tetap berjaga-jaga untuk menghindari para polisi yang siap menilang para pelajar yang membawa kendaraan bermotor. Dengan segala daya dan upaya akhirnya semua jalan dapat dilewati dengan aman dan terkendali. Hingga akhirnya sampai di tempat tujuan yang tadinya tidak direncanakan sebelumnya. Yaitu di “Taman Menteng”.
            Disana para gerombolan beristirahat sejenak dan menikmati sejuknya “Taman Menteng”. Tidak lupa juga para personil “Teh Poci” ini mengabadikan kejadian ini dengan berfoto-foto dan membuat kenang-kenangan dengan membuat sedikit coretan yang berisikan nama-nama member “TePoci”. Namun karena hari sudah semakin sore. Akhirnya BOS (Rio) memutuskan untuk pulang.
Sama dengan keberangkatan tadi, para anggota geng ini harus berjaga-jaga juga dalam melewati jalan-jalan yang rawan polisi. Karena tidak ada satu pun para anggota geng ini yang membawa surat-surat kendaraan yang lengkap. Sebelumya para gerombolan geng ini berkumpul. Namun karena factor kemacetan yang sangat biasa sering terjadi di Jakarta ini. Akhirnya semuanya berpencar kemana-mana dan tidak ada satu pun yang melihat atau bertemu kembali. Hingga akhirnya semua anggota “TePoci” ini kembali dan sampai di rumah masing-masing tanpa satu pun yang tertinggal atau tersesat. Inilah perjalanan para personil anggota “TePoci” yang mungkin sangat melelahkan sekali karena harus menempuh jalan yang sangat jauh dan kendala-kendala yang  terjadi saat diperjalanan. Namun perjalanan ini sangat menarik dan telah menjadi saksi untuk keberadaan geng “TePoci”. 

1 komentar:

  1. ya ampun . hahaha
    dulu keliling jakarta , sekarang kemane ?
    oya , folbek ya chal

    BalasHapus